Yang ada didepan langkah kaki sesungguhnya hanyalah jarak,.semakin mendekat jarak itu pasti akan semakin menjauh dari langkah kaki. Yang mampu menghentikannya hanyalah ufuk..mata boleh memandang sejauh dia bebas menebarkan tatapannya dengan merdeka namun kedalaman hati tidak sebebas gerak kaki melangkah atau mata memandang…
31 oktober (2012) kurang lebih tiga tahun silam, situasi merestui kita dipertemukan kembali setelah 2 tahun sebelumnya di bulan akhir tahun saya mengutarakan niat hati yang tak mampu saya bendung..pertemuan kita di tahun yang sempat diprediksi akan kiamat ini penuh dengan cerita indah, suasana yang bersahabat dan suhu yang cukup dingin apalagi ketika itu saya hanya mengenakan kaos
oblong hitam yang tidak mampu membendung suhu dingin kota yang berada di bawah lereng gunung mandosawu ini.
Pertemuan saya dengan Linda, perempuan yang amat sangat saya kagumi ini sempat diwarnai salah tingkah, kikuk serta malu-malu karena rasa percaya dan tidak percaya bisa menjalin hubungan kasih dengan seorang wanita yang sungguh-sungguh cantik nan indah di mata saya…Dia sangat saya kagumi, sikap dan pembawaannya membius saya sudah sejak pernah berpapasan muka dan berbagi cerita saat suatu ketika kami bertemu dirumah seorang sahabat di Pantai selatan saat masa penghujung akhir masa sekolah kami di SMA.
Pertemuan saya dengan Linda di 2012 terbilang sangat ringkas dan berakhir semi tragedi karena harus berpisah sertelah dua hari bersama dan bertepatan dengan dia merayakan hari jadinya saat itu..Linda harus kembali ke tempat Ia melanjutkan mimpinya di Yogyakarta sementara saya sibuk mengakhiri tugas saya di Ruteng sebelum menunggu waktunya tiba kembali ke Makassar tempat saya mengakhiri studi saya…
kami kembali dipisahkan oleh jarak dan harus menanggung beban rindu atas perpisahan siang hari di Ruteng dengan hiruk pikuk..jarak yang jauh tak mengurangi rasa saling menjaga antara saya dengan Linda, percecokan terbilang sangat jarang kami geluti..Kami sedang menjalankan niat suci saat kami berjauhan..saya dengan bantuan kesibukan saya yang tak jarang menyita waktu tidur menjadi sangat beralasan..saya dengan kesibukan saya, mengarahkan saya untuk menjalankan kegiatan positif ditengah kehidupan mahasiswa di Kota itu yang sangat hedonistik..
sebagai konsekwensinya, Kesibukan yang buat saya jarang menikmati tidur malam badan kian hari kian kurus, tulang pipi menonjol runcing seperti penderita gizi buruk..saya dalam permenungan yang saya alami kadang berdecak kagum bercampur kebencian pada diri sendiri yang tidak bisa merawat diri. saya berdecak kagum karena menjalankan suatu hal yang tidak kebanyakan orang lakukan walaupun sangat beresiko pada kesehatan fisik saya..segala bentuk pengorbanan dan sikap melawan hall yang tidak biasa memang harus disertai dengan pengorbanan yang sungguh..
Saya dengan Linda sedang dan terus menjalankan komunikasi yang intens kala itu, kami hanya mengandalkan media ponsel kami masing-masing melempiaskan rasa rindu yang kami alami masing-masing..komunikasi yang terus kami jalani ini sangat saling berkaitan berkelindan dengan perilaku dan sikap saya memaknai hidup…saya menaruh rasa hormat yang tak terhingga dengan Linda yang telah membimbing saya mempertemukan kembali dengan kehidupan yang religius dan Linda mempertemukan kembali saya dengan soso tak terhingga yang lama saya tinggalkan karena ulah sikap kritis-rasional yang tak terkontrol dengan hati Nurani..
Waktu berjalan bak anak panah yang tak mungkin kembali ke busurnya saat telah dilepaskan para pemanah..kami menggeluti hubungan yang terus dengan datar dengan nikmat kami menjalankannya…masalah yang besar kami lalui hampir pasti bisa diatasi kurang dari separuh hari..masalah kerena kecemburuan mewarnai kisah kami kala Makassar dan Jogja memisahkan kami…
Suatu hari, saat itu tepatnya akhir Pekan saban senja tiba, tanpa saya tahu sedikitpun Linda mengalami soal pelik lantaran ketersinggungan kecil sebagai saudari tertua di perlakukan kurang adil oleh keluarga..saya mengetahui semuanya ketika kami menuai masalah sampai Linda meminta untuk memutuskan hubungan kami..”Yeobo kita Putus sj sudah”, katanya ringkas melalui SMS. Ini pertama kali sejak kami jadian tensi konfliknya cukup tinggi. saya merasa semuanya tidak adil saat itu karena tanpa sebab musabab yang terang, sebagai akibatnya saya menanggung frustasi tak beraturan, shock karena merasa mendapatkan keputusan sepihak dan tentu kurang sportif versi saya..
Masalah ini menjelang pertemuan kembali kami yang sebentar lagi harus kembali ke Manggarai karena telah menyelesaikan segala proses pendidikan kami masing-masing..bibir pantai Tanjung bunga di Selatan Kota Makassar menjadi saksi kegamangan saya kala itu, saya sempat kehilangan asa akan hubungan kami yang saya inginkan awet selama jiwa masih dikandung badan, semua masalah ini kemudian menemukan titik terang keesokannya saat semuanya saya tahu apa penyebabnya..
Jalan yang saya tempuh kala itu adalah rasa empati terdalam karena tidak pernah menginginkan Linda sakit hati, tersinggung dengan alasan apapun..ternayata jalan yang dengan berani dan percaya diri saya tempuh kala itu seperti torpedo yang meledak di kandangnya sendiri..keputusan itu menimbulkan reaksi antipati karena mencampuri urusan terlalu jauh, saya harus rela menerima sanksi berat karena pintu penting saya menjalankan kisah abadi dengan Linda perlahan ditutup dan perjuangan itulah yang selalu dan terus akan saya perjuangkan sampai kapanpun Tuhan harus berpihak pada nasib kisah kami..
Tibalah waktunya kemudiann kami ingin bersiap-siap pulang kembali,,ngebet untuk bertemu secepatnya makin membuncah..satu yang tidak saya wujudkan saat-saat terakhir kami berpisah dengan jarak jauh adalah pertemuan yang kami rencanakan terjdi diluar Manggarai..saya tidak mampu menepati janji menghadiri pelantikannya di Jogja dan Dia juga tidak berkesempatan menyambangi Makassar sebelum pulang kembali ke Manggarai..
Saya karena berulang kali didesak keluarga kembali secepatnya akhirnya mendahuli Linda kembali ke Manggarai, beberapa pekan kemudian Linda pun mengabarkan akan pulang..kabar kepulangan Linda Menggairahkan semangat saya untuk segera menjemput momen pertemuan kembali yang tentu akan penuh kejutan ini…17 November 2014 Linda meninggalkan Jogja yang telah dia singgah kurang lebih enam tahun lamanya..pada waktu yang sama saya pun bergeser ke bibir barat Flores untuk segera menemuinya pertama kali ketiak Ia menginjakkan kakinya kembali di tanah ini..
sore hari tepatnya waktu itu, kami pun bertemu kembali, dengan sisa aspal cair yang menempel di kaki saya saat itu tidak meredahkan rasa percaya diri saya dengan perempuan yang akrab saya panggil yeobo, mah, syg dan ujaran penuh mesra lainnya yang kami gunakan selama ini..Linda yang saya temui saat itu kembali membuat saya sedikit gerogi mengaggumi kecantikaannya di tatap mata saya..rupanya saat itu Linda tidak sendiri karena ditemani sahabatnya,,selain sahabatnya seorang Pria Dewasa yang juga keluarganya menjadi teman seperjalanan Linda kala itu…
Sore itu di Bandara Komodo kisah sedikit kesal pun harus kami alami berdua, Linda karena perasaan kurang enak dengan paman dan sahabatnya memutuskan untuk segera kembali ke Ruteng, saya yang menginginkan Linda menginap barang semalam saja di Labuan bajo akhirnya harus mendahuli saya kembali ke Ruteng,,
keesokan harinya saya pun menyusul dan kembali ke Ruteng dengan semangat membumbung tinggi karena akan segera menemuinya disana..sore hari saya telah tiba di Ruteng karena hujan sempat menghadang laju kendaraan saya dari labuan Bajo..
saya dengan nada sedikit agak memaksa menginginkan Linda segera bertemu..kami pun bertemu di rumah sahabat dekat saya..saya menjemput Linda di tepi jalan.dan kami pun menjalankan cerita singkat dengan sahabat kami itu serta beberapa orang yang mendiami rumah saat itu..cerita kami dengan orang-orang itu jadi singkat mengingat waktu makin gelap karena Linda harus menemui saudara satu-satunya di Asrama yang akan tutup setelah pukul 18;00…
singkat cerita, 18 November ditengah remang-remang sore hari menjelang malam tiba untuk pertama kalinya saya mendekap dan mencium Linda penuh rindu..sungguh sebuah kisah yang akan selalu terpatri sampaii kapan pun waktunya..sore itu menjadi kenangan luar biasa yang saya alami..getaran jiwa mewarnai pertemuan ini..ciuman dan pelukan berlalu saya pun menghantar Linda kembali ke rumah keluarga tempatnya menginap di timur kota..
Dalam perjalanan pulang saya saat itu, perasaan untuk terus bertanggung jawab menjaga senyumannya menyeruak..saya akan menjaga perempuan yang sangat saya cintai ini gumam saya dalam hati.rasa rindu mengenang kembali pelukan dan ciuman sore itu membekas sampai saya harus kembali tertidur malam..
19 November atau keesokan harinya kami pun bertemu kembali, kali ini pertemuan berlansung di rumah tempat Linda menginap..kami terbuai kemesraan yang tak mungkin akan saya lupa selama saya hidup..kemesraan itu hampir membawa benaca kecil bagi kami berdua karena nyaris didapati oleh seorang sepupu linda yang saya kenal sangat baik yang datang mengundang kami mengunjungi rumahnya..
Malam hari di tanggal 19 januari itu saya berkesempatan berbagi banyak cerita dengan keluarga Linda di rumah sepupunya yang baik budi itu..cerita yang penuh keakraban ini berlanjut saya rajut dengan bertemu kembali dengan sepupunya pada beberapa bulan berikutnya..pelukan yang tak terlupakan kembali saya alami sepulang dari tempat sepupunya menjelang larut malam tiba..didepan rumah kelurga Linda malam itu,kecelakaankecil terjadi saat saya mengalami kepanikan karena takut dengan seorang nenek tua yang dikenal memiliki ilmu hitam di wilayah tersebut..
saya pun kembali ke rumah dengan meninggalkan helm yang sore tadi saya menitip didalam rumah, pagi hari di hari beikutnya saya pun kembali kesana untuk mengambil helm tersebut karena persis pada sore harinya saya menjalankan kegiatan di Lengkong cepang daerah Lembor..hari itu pertemuan sya dengannya berlansung dua kali, pagi hari saya menyambangi Linda di Rumah dan sore harinya Linda mendatangi tempat saya istrahat itu dibelakang gereja katedral lama yang belakangan ini dijadikan tempat berkumpul mahasiswa Katolik di kota ini..pertemuan sore hari sebelum saya keluar kota saat itu diwarnai dengan kemesrahan yang senantiasa akan terkenang dalam jiwa…selanjutnya saya menghantar Llinda ke rumah temannya di Bilas dan setelahnya saya harus bolak balik karena Mangga yang waktu itu Linda tempatkan di Jok Motor yang saya kendarai lupa diambil dari tempatnya.. Linda pun menghabiskan waktu di rumah teman lamanya di Bilas, dan saya pun memulai perjalanan saya keluar kota..
Perjalanan malam saya keluar kota saat itu ditemani lampu motor yang agak kabur sehingga memerlambat laju menuju tempat tujuan saya..kekacauan batin sempat kami alami karena Linda mengungkapkan rasa ragunya dengan sikap dan komitmen saya..kekacauan itu tidak berlansung lama karena malam yang pendek memisahkan kami dalam tidur lelap kami berdua..
Nasib Naas harus saya alami ketika kembali ke Ruteng keeseokan harinya, di Ruteng saya dapati Linda yang akan tidak berkesempatan untuk saya temui kembali barang sebentar,,Bapa dan mama yang telah tiba di Ruteng memaksa kami harus menahan diri untuk bertemu karena akan menimbulkan masalah dalam hubungan kami..rasa rindu yang saya alami saat itu tak terbendung yang kemudian memaksa saya harus menemui linda sambil menatap wajahnya dari atas kendaraan roda dua yang saya tumpangi..
Natal tiba waktunya, kami menjalani liburan ditempat berbeda..saya habiskan waktu untuk rayakan Natal di Ruteng yang sebenarnya di Labuan Bajo karena saya mulai bertugas jadi Jurnalis sedangkan Linda yang lama tidak bersua dengan keluarga wajib merayakannya disana…
pertemuan yang sangat kami rindukan akhirnya terjadi kembali ketika Linda bersama keluarga kembali kunjungi Ruteng, kedatangan Linda kali ini mengejutkan karena kedatangannya malam hari baru saya tahu keesokan siangnya…mungkin bukan kejutan, pilihan linda mengabarkan kedatangannya di esok hari karena alasan takut dengan kelluarga yang makin memberi sinyal tidak restu atas niat menjalin kisah penuh kasih yang serius kami jalankan…
saat itu, Etrin adik Linda jatuh sakit dan keluarga memutuskan untuk dirawat di RSUD satu-satunya di Ruteng, malam hari saat dini hari jelang tiba saya pun berkesempatan menemui Linda di RSUD walaupun pertemuan kami harus dibatasi pagar besi layaknya pertemuan di penjara..pagar yang membatasi tangan kami untuk saling berpelukan seperti simbol tidak lansung kerangkeng besi hubungan kami yang slalu dibwa ancaman restu orang tua..pertemuan awal tahun itu berlanjut ketik sore hari Linda bersama kakak sepupunya membawa makanan ke RSUD, kami bercerita cukup lama saat itu sebelum malam hari saya bisa duduk berdampingan bersamanya kembali dihalaman VIP RSUD..setiap pertemuan bagi kami adalah anugerah sekaligus ancaman bila pertemuan itu diketahui oleh bapa dan mama..
Linda saat itu mulai dirundung perasaan galau lantaran belum mendapatkan pekerjaan walaupun banyak tawaran menghampiri..pertemuan kami saat itu selanjutnya berlansung penuh romantisme, mulai dari pertemuan kembali di marga nan mesra, doa bersama di Gua Maria, Biara AP maupun sekelumit kisah yang kami rajut di Golo lusang..perpisahan kami saat itu juga lumayan menyedihkan karena banyak cerita belepotan dari arah menuju bandara sampai harus pulang menyusuri jalan tikus arah utara KODIM 1612 Manggarai.
kami harus berjauhan lagi dan puji Tuhan saat itu Linda sudah mulai bergelut dengan pekerjaannya di Puskesmas, perpisahan sementara waktu pada babak ini terjadi konflik yang cukup meninggi lantaran untuk kedua kalinya Linda mengucapkan kata putus.. saat itu saya ketinggalan handphone dii rumah saat berburu berita..Linda kesal karena saya masa bodoh dengan panggilan serta sms yang dikirimnya tidak mendapat respon..
Linda kembali datang ke Ruteng, waktu itu dia berkepentingan untuk menjahit seragam yang akan digunakan ditempatnya bekerja. Hari pertama kedatangannya saat itu, saya mendapati Linda di sebuah tempat orang biasa menjahit, waktu itu saya sedang meliput para penjual ikan yang berkonvoi mengemis keadilan lantaran banyak ikann yang busuk tak terjual karena isu Formalin..
momen pertemuan kami pada bagian ini terbilang cukup bebas karena banyak waktu yang kami habiskan bersama mulai dari mengunjungi tempat penjahit, mengunjunginya di rumah dan menemaninya menggoreng tempe serta momen menyakitkan ketika kami harus terkapar jatuh karen jalan licin di golo cador yang paling indah juga saya alami ketika menemaninya membeli tahu yang berkenaan dengan momen ulang tahun saya yang ke 24..saya sempat menciumnya karena memang sangat pantas dikecup karena kegemasannya…perpisahan kami pada saat itu ditandai dengan ciuman penuh waspada karena ditengah lalu lalang pengguna jalan..semuanya terpatri di lubuk jiwa yang mendalam..
pengalaman indrawi dan batiniah ini yang membuat saya untuk terus berpikir, berbuat untuk bisa bertanggung jawab dengan Linda sampai kapanpun kisah ini berakhir…
Kisah sedih dan shock saya alami malam ini, saya sungguh sadar kali ini saya ber ulah karena tidak tepati janji untuk menelpon saat dia sendiri di rumah, pada saat yang sama saya yang ditugaskan romo edy Menory berada bersama utusan Komnasham RI, dan tuntuan majalah hidup untuk wawancara romo Ompi seakan menyempitkan ruang waktu untuk menepati janji itu…bellum lagi seorang yang teman lama yang barus saya temui memperkreuh situasi konflik batin yang kamti gulati..
siang hari tadi saya seharusnya bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah kami ini, saya hampir kehilangan arah saat saya ketahui saya harus dirundung masalah akibat ulah teman se-profesi yang dengan sangat tega menceritakan hal yang tidak pernah saya duga dan sungguh diluar apa yang saya tidak pernah buat kepada orang yang sangat saya hargai…caci maki, umpatan, dan kekesalan disampaikan oleh orang yang sangat saya hargai itu karena kisah bualan teman yang sudah saya pastikan menjadi musuh paling busuk..Tuhan berpihak pada saya, melalui orang, belang dari musuh busuk ini terkuak dan saya pun kembali berdamai dengan orang yang masuk golongan pembesar di daerah ini,,,saya terima maaf dalam keadaan saya telah difitnah dan dicaci maki yang sangat keji..maf dimulut saya masih sarat sakit hati karena caci maki yang saya tanggung..kabar baik di hari yang sama ketika sya ditawari bekerja di media kelas nasional tidak saya hiraukan karena saya juga akan konsisten untuk bertahan disini sampai mendapat titik terang..tidak hanya itu, sore kemarin saya mendapati kabar mama yang kembali harus digotong ke puskesmas karena sakit, niat saya ke rumah dihadang dengan hujan lebat yang memaksa saya membatalkan niat dan hanya bisa tidur sambil merindukan sosok mama yang merintih kesakitan diujung telepon..
siang hari saya sedikit terhibur karena kedatangan seorang keluarga Linda yang saya kenal baik dan sedang menyelesaikan tulisan skripsinya..apes terus berlanjut, siang tadi di depan Katedral lama saya harus menyelamatkan nyawa dari seorang murid SMA yang ditabraki oleh sahabat yang menjadi pengendara motor yang saya tumpangi,,bibir saya beku, kaku untuk menceritakan semuanya kepada orang walau orang terdekat sekalipun..rasa sakit hati karena I fitnah masih membuat saya tidak percaya orang membunuh saya dengan mudahnya..
saya kembali bahagia karena sore hari menjelang malam saat lonceng gereja baru saja berlalu saya bisa mendengarkan suara Linda yang sangat saya rindukan sejak malam sebelumnya serta sepanjang hari tanpa balasan sms dari nyaa..walau hanya sebentar karena Dia sedang menggoreng ikan, saya pun menggunkan sela waktu untuk berlaju cepat menuju rumah mendapati mama yang terbaring kesakitan di kamarnya..sepanjang perjalanan tidak ada getaran handphone tanda ada panggilan atau sms masuk di hp saya…saya yang sedang menunggu mendapatkan sms dari Linda yang mungkin telah siap saya telepon belum juga muncul…sekian lama di rumah memijat kaka serta bergurau dengan bunda tercinta, SMS darinya muncul dengan nada sedikit agak marah..saya bingung dalam keterbatasan saya memahami seorang yang sangat saya cintai, panggilan bertubi-tubi pun tanpa respon, respon pun muncul denga memerintahkan saya untuk tidak menelpon karena situasinya sudah tidak senyaman sebelumnya..SMS yang tidak seharusnya diarahkan kepada saya masuk dan ini salah kirim tapi sms ini buat saya terpukul dan makin menggila sampai bibir gemetaran tak terhentikan karena shock..
saya mulai berpikir aneh dan kearah yang saya sering lakukan sebelumnya, tapi niat saya dikalahkan dengan perasaan iba karena permintaan mama yang ingin saya terus menemaninya bercerita, cerita saya dengan mama pun tidak begitu mesra karena situasi makin keruh..saya memilih kembali ke kamar saya dan hanya bisa menangis dala ruangan ukuran kecil itu,,ini buncahan jiwa paling parah yang saya alami, mungkin ini menjadi gambaran bahwa saya manusia punya hati yang wajib hatinya sakit,,
kisah yang pernah saya tulis jauh hari sebelumnya saya sambung demi mengalihkan perhatian saya dari pikiran dangkal yang mencederai saya…malam ini kelam..entah kisah apa yang akan saya bisa tulis karena mulut mengalami keterbatasan untuk mengungkapkan rasa….saya dalam keadaan apapun tidak mampu dan sangat tidak sanggup mengambil keputusan..saya tidak mampu mengambil keputusan, saya tidak mampu mengambil keputusan, saya tidak berhak menghalangi keputusan dari niat hati paling dalam dari seseorang sekalipun Dia adalah orang yang sangat saya cintai..saya hanya mampu mencintai tanpa syarat, tidak dicintai dan dibenci sudah sering saya alami selama saya berziarah hidup, karena saya tidak berhak memaksa!! jangan salahkan saya yang tidak akan pernah berhenti mencintaimu sepenuh hati sampai akhirnya DIA yang maha restu mengambil kembali,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,(darkness night)