Selamat Datang di Halaman Pribadi Elvisyunani.com

Halaman Ini Menampilkan Tulisan-tulisan, serita serta Koleksi Pribadi Silvester Yunani,S.Pd. Halaman ini bisa dikunjungi siapapun.

Minggu, 19 April 2015

Pesona Sawah Dibawa Kaki Kebe Gego




Seram, menakutkan dan menantang, itulah kurang lebih kesan awal seorang pengguna jalan saat melintas di kebe gego, salah satu hamparan tebing yang letaknya berada di Desa Ngkaer,Kecamatan Satarmese Kabupaten Manggarai. Setiap hari, jalan yang dirintis oleh seorang misionaris bernama Pater Stanislaus Ograbek,SVD pada era 70 an itu adalah lintasan utama kendaraan angkutan dari wilayah barat Satarmese menuju Kota Ruteng. Tebing yang menakutkan bagi orang yang pertama kali melintas disana sudah menjadi hal biasa bagi warga Kecamatan yang berada di Selatan Kabupaten Manggarai tersebut.
Dibalik sangarnya tebing kebe gego, rasanya ketakutan akan berlalu sirna kala mata bertatapan pandang dengan padi menguning yang tepat berada di bawa kaki tebing tersebut. Betapa tidak, pesona sawah yang terbentang dari utara ke Selatan Desa Ngaker tersebut dipisahkan juga oleh aliran sungai “Wae “ Mese “ yang menambah kesan indah pada hamparan sawah tersebut. Para Petani yang memiliki Sawah disana hampir pasti tidak pernah kekurangan air untuk mengairi sawahnya karena kelimpahan air dari kali Wae mese yang terus mengalir tak kenal musim.
Bentuk Sawah yang terebentang disini mungkin tidak seperti umumnya yang ada di Manggarai, Kalau umumnya sawah di Manggarai dibagi seturut motif “ranggong” (jaring laba-laba), berbeda dengan tempat ini. Pembagian Sawah di daerah ini hanya dibagi dengan belahan kali wae mese yang mengalir ditengah-tengahnya. Pembagian sawah warga di Desa Ngkaer ini memang sangat susah untuk dibeuat dalam bentuk laba-laba, tapi jangan salah, “Lodok” dan Cicing” dari Hamparan sawah ini menggunakan gaya barat timur sebagai. Dibagian Barat sawah berbatasan dengan ladang milik warga sedangkan dibagian timurnya berbatasan dengan kali Wae Mese.
Sawah-sawah yang berada di Kaki Kebe Gego ini memiliki nama masing-masing sesuai dengan Lingko nya. Dibagian Barat sungai terdapat empat Lingko yang terdiri dari Timbu Rekok di bagian paling selatan, Lala, Borong dan Cimpar yang ada diutara. Sedangkan dibagian timur Wae mese ada sedikitnya dua lingko besar yaitu Lingko Tedang di Bagian utara dan Lingko Lala yang berada dibagian Selatan.
Bukan hanya berada dibagian Barat dan Timur sungai saja, Mata pelintas akan sangat terhipnotis dengan salah satu lingko yang tepat berada di tengah-tengah dua Aliran sungai. Adalah Lingko Todor namanya, Sawah di Lingko ini terbilang paling Indah diantara  yang lain yang berada dikaki kebe gego. Todor memiliki keindahan  tersendiri karena tepat berada ditengah-tengah dua aliran sungai besar yang mengelilinginya. Lingko yang penuh dengan batuan besar diantara petak-petak sawah ini memiliki ketertarikan tersendiri karena posisinya yang sangat unik dan bisa jadi hanya satu-satunya yang ada di Manggarai.
Ada cerita menarik juga tersaji dibalik keindahan sawah-sawah ini, pengakuan seorang warga Ngkaer, yang bernama Benos saat ditemui Ranaka.com diwilayah ini, sawah-sawah ini tak hanya menyajikan pemandangan alam yang luar biasa, dibalik keindahan sawah ini terdapat cerita yang menarik bagi warga disana. Benos kepada Ranaka.com menceritakan, pada malam hari, sawah-sawah ini seringkali jadi tempat bermain warga. “Apa yang warga buat ditengah sawah pada malam hari ditempat ini?” tanya saya dalam hati  penuh penasaran mendengarkan cerita Benos yang juga seorang guru Sekolah dasar itu. Aktivitas malam warga kontan membuat saya terkekeh karena ternyata sawah-sawah ini dijadikan warga pada malam hari untuk berburu belut.
“Setiap malam disini orang datang mencari belut atau bahasa orang sini menyebutnya “Tea Tuna Jawa” untuk dijadikan lauk, kadang pada malam hari sawah-sawah ini dipenuhi Lampu gas (petromax) para warga sebagai alat bantu penerangan, kadang kalau ada tikus,tikus juga kita sambar” ulas Benos menggambarkan situasi malam tersebut.

Menuju ke tempat ini tidak menguras waktu dan biaya besar,dari Ruteng anda cukup menghabiskan waktu kurang lebih satu jam untuk sampai disana, rasa lelah anda dari Ruteng menuju kesana akan secepatnya sirna karena indahnya pemandagan yang disajikan. Selain itu, tempat-tempat indah sepanjang jalan menuju pantai selatan ini juga punya banyak pemandangan alam yang tidak bisa anda temukan di tempat lain. 

Presiden Kita: Boneka Parpol Pendukung

Oleh: Sebastian Dedi,S.Pd Pendukung Diskursus tentang kinerja pemerintahan Jokowi merupakan tranding topic yang serius diperbincangkan dan mendapatkan sorotan tajam dari berbagai media baik kalangan yang pro maupun kontra terhadap kepemimpinan Joko Widodo. Ditengah keterpurukan bangsa dan negara ini, rasa keperihatinan dan kesedihan yang sangat mendalam bagi masyarakat Indonesia menyeruak seiring dengan jeritan duka lara serta himpitan ekonomi yang menjadi imbas dari kebijakan yang belum jelas arah kiblatnya. Fenomena krisis multidimensi baik dalam penegakan hukum, pembangunan ekonomi adalah gambaran kemunduran yang mulai nampak di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang belum lama menahkodai bangsa dan negara ini. Janji-janji kampanye pada masa lalau mulai ditagih, riak-riak serta bisikan di pelosok negeri akan terjadinya revolusi dengan menggulingkan sang presiden mulain santer terdengar dikalangan aktivis yang menginginkan negaranya tidak masuk jurang. Fenomena kemunduran penegakan hukum menjadi sorotan awal yang sangat menonjol dimata public pasca beberapa bulan masa kepemimpinan Jokowi berjalan. Spekulasi publik melalui media sosial berseliweran menyoroti pelemahan KPK yang diprakarsai oleh rezim yang khas dengan jargo “Revolusi Mental”. Pelemahan KPK dengan modus operandi konflik Cicak Vs Buaya seakan menegaskan rezim ini alergi dengan lembaga anti rasuah yang telah banyak berjasa mengembalikan kerugian negara yang masuk ke kantong para koruptor. Penetapan Budi Gunawan jadi Kapolri yang kemudian dijadikan tersangka oleh KPK adalah pintu masuk terjadinya pemberangusan semangat KPK melawan tindakan KKN. Penetapan Budi Gunawan jadi tersangka yang kemudian harus kandas ditangan Hakim Sarpin menjadi langkah berikut mendesain mulusnya skenario penghancuran lembaga satu-satunya yang masih diakui kredibilitasnya ini. Rupanya “Sarpin Effect” timbul pada beberapa kasus pemberantasan korupsi yang sedang bergulir. Tidak sedikit koruptor yang telah ditetapkan jadi tersangka beramai-ramai ajukan pra peradilan sembari berharap kecipratan rejeki dari gaya Hakim Sarpin. Siapa Sarpin? Sarpin adalah orang yang patut dicurigai sebagai salah satu dalang pelemahan KPK. Budi Gunawan memenangkan pra peradilan, Hasto Krisyanto yang kala itu menjadi Plt. PDIP mulai bernyanyi mengaitkan masa lalu Pimpinan KPK Abraham Samad dengan konstelasi Pilpres. Hasto yang juga pimpinan Partai (penguasa) itu seakan penyambung Lidah dari Rezim yang sedang membangkitkan pesimisme public terhadap pemberantasan korupsi di bumi pertiwi ini. Tidak hanya Abraham Samad, pimpinan lain pun perlahan tapi pasti musnah dan dijadikan tersangka. KPK jadi korban Cicak Vs Buaya. Ditengah krisis yang melanda pemberantasan korupsi, Presiden kita malah duduk manis menjadi penonton yang entah tidak tahu atau pura-pura tidak tahu terhadap fenomena pemberantasan korupsi yang mendekati titik nadir ini. KPK bak lenyap ditelan bumi kiprahnya saat ini. Kabar penangkapan koruptor hampir pasti hilang dari peredarannya di halaman depan media cetak ataupun layar kaca. Apakah Negara ini bebas dari praktek korupsi? Apakah dengan pekikan revolusi mental sang presiden lantas membebaskan pejabat kita dari praktek KKN? Aktivis mulai bergumam meratapi fenomena aneh ini. Para pengamat, mahasiswa perlahan bersuara. Akankah gumaman-gumaman ini berubah menjadi teriakan REVOLUSI? Rakyat lah yang mampu menjawabnya.

Minggu, 01 Maret 2015

Ketika Kata Tak Bisa Mewakili

Yang ada didepan langkah kaki sesungguhnya hanyalah jarak,.semakin mendekat jarak itu pasti akan semakin menjauh dari langkah kaki. Yang mampu menghentikannya hanyalah ufuk..mata boleh memandang sejauh dia bebas menebarkan tatapannya dengan merdeka namun kedalaman hati tidak sebebas gerak kaki melangkah atau mata memandang… 31 oktober (2012) kurang lebih tiga tahun silam, situasi merestui kita dipertemukan kembali setelah 2 tahun sebelumnya di bulan akhir tahun saya mengutarakan niat hati yang tak mampu saya bendung..pertemuan kita di tahun yang sempat diprediksi akan kiamat ini penuh dengan cerita indah, suasana yang bersahabat dan suhu yang cukup dingin apalagi ketika itu saya hanya mengenakan kaos oblong hitam yang tidak mampu membendung suhu dingin kota yang berada di bawah lereng gunung mandosawu ini. Pertemuan saya dengan Linda, perempuan yang amat sangat saya kagumi ini sempat diwarnai salah tingkah, kikuk serta malu-malu karena rasa percaya dan tidak percaya bisa menjalin hubungan kasih dengan seorang wanita yang sungguh-sungguh cantik nan indah di mata saya…Dia sangat saya kagumi, sikap dan pembawaannya membius saya sudah sejak pernah berpapasan muka dan berbagi cerita saat suatu ketika kami bertemu dirumah seorang sahabat di Pantai selatan saat masa penghujung akhir masa sekolah kami di SMA. Pertemuan saya dengan Linda di 2012 terbilang sangat ringkas dan berakhir semi tragedi karena harus berpisah sertelah dua hari bersama dan bertepatan dengan dia merayakan hari jadinya saat itu..Linda harus kembali ke tempat Ia melanjutkan mimpinya di Yogyakarta sementara saya sibuk mengakhiri tugas saya di Ruteng sebelum menunggu waktunya tiba kembali ke Makassar tempat saya mengakhiri studi saya… kami kembali dipisahkan oleh jarak dan harus menanggung beban rindu atas perpisahan siang hari di Ruteng dengan hiruk pikuk..jarak yang jauh tak mengurangi rasa saling menjaga antara saya dengan Linda, percecokan terbilang sangat jarang kami geluti..Kami sedang menjalankan niat suci saat kami berjauhan..saya dengan bantuan kesibukan saya yang tak jarang menyita waktu tidur menjadi sangat beralasan..saya dengan kesibukan saya, mengarahkan saya untuk menjalankan kegiatan positif ditengah kehidupan mahasiswa di Kota itu yang sangat hedonistik.. sebagai konsekwensinya, Kesibukan yang buat saya jarang menikmati tidur malam badan kian hari kian kurus, tulang pipi menonjol runcing seperti penderita gizi buruk..saya dalam permenungan yang saya alami kadang berdecak kagum bercampur kebencian pada diri sendiri yang tidak bisa merawat diri. saya berdecak kagum karena menjalankan suatu hal yang tidak kebanyakan orang lakukan walaupun sangat beresiko pada kesehatan fisik saya..segala bentuk pengorbanan dan sikap melawan hall yang tidak biasa memang harus disertai dengan pengorbanan yang sungguh.. Saya dengan Linda sedang dan terus menjalankan komunikasi yang intens kala itu, kami hanya mengandalkan media ponsel kami masing-masing melempiaskan rasa rindu yang kami alami masing-masing..komunikasi yang terus kami jalani ini sangat saling berkaitan berkelindan dengan perilaku dan sikap saya memaknai hidup…saya menaruh rasa hormat yang tak terhingga dengan Linda yang telah membimbing saya mempertemukan kembali dengan kehidupan yang religius dan Linda mempertemukan kembali saya dengan soso tak terhingga yang lama saya tinggalkan karena ulah sikap kritis-rasional yang tak terkontrol dengan hati Nurani.. Waktu berjalan bak anak panah yang tak mungkin kembali ke busurnya saat telah dilepaskan para pemanah..kami menggeluti hubungan yang terus dengan datar dengan nikmat kami menjalankannya…masalah yang besar kami lalui hampir pasti bisa diatasi kurang dari separuh hari..masalah kerena kecemburuan mewarnai kisah kami kala Makassar dan Jogja memisahkan kami… Suatu hari, saat itu tepatnya akhir Pekan saban senja tiba, tanpa saya tahu sedikitpun Linda mengalami soal pelik lantaran ketersinggungan kecil sebagai saudari tertua di perlakukan kurang adil oleh keluarga..saya mengetahui semuanya ketika kami menuai masalah sampai Linda meminta untuk memutuskan hubungan kami..”Yeobo kita Putus sj sudah”, katanya ringkas melalui SMS. Ini pertama kali sejak kami jadian tensi konfliknya cukup tinggi. saya merasa semuanya tidak adil saat itu karena tanpa sebab musabab yang terang, sebagai akibatnya saya menanggung frustasi tak beraturan, shock karena merasa mendapatkan keputusan sepihak dan tentu kurang sportif versi saya.. Masalah ini menjelang pertemuan kembali kami yang sebentar lagi harus kembali ke Manggarai karena telah menyelesaikan segala proses pendidikan kami masing-masing..bibir pantai Tanjung bunga di Selatan Kota Makassar menjadi saksi kegamangan saya kala itu, saya sempat kehilangan asa akan hubungan kami yang saya inginkan awet selama jiwa masih dikandung badan, semua masalah ini kemudian menemukan titik terang keesokannya saat semuanya saya tahu apa penyebabnya.. Jalan yang saya tempuh kala itu adalah rasa empati terdalam karena tidak pernah menginginkan Linda sakit hati, tersinggung dengan alasan apapun..ternayata jalan yang dengan berani dan percaya diri saya tempuh kala itu seperti torpedo yang meledak di kandangnya sendiri..keputusan itu menimbulkan reaksi antipati karena mencampuri urusan terlalu jauh, saya harus rela menerima sanksi berat karena pintu penting saya menjalankan kisah abadi dengan Linda perlahan ditutup dan perjuangan itulah yang selalu dan terus akan saya perjuangkan sampai kapanpun Tuhan harus berpihak pada nasib kisah kami.. Tibalah waktunya kemudiann kami ingin bersiap-siap pulang kembali,,ngebet untuk bertemu secepatnya makin membuncah..satu yang tidak saya wujudkan saat-saat terakhir kami berpisah dengan jarak jauh adalah pertemuan yang kami rencanakan terjdi diluar Manggarai..saya tidak mampu menepati janji menghadiri pelantikannya di Jogja dan Dia juga tidak berkesempatan menyambangi Makassar sebelum pulang kembali ke Manggarai.. Saya karena berulang kali didesak keluarga kembali secepatnya akhirnya mendahuli Linda kembali ke Manggarai, beberapa pekan kemudian Linda pun mengabarkan akan pulang..kabar kepulangan Linda Menggairahkan semangat saya untuk segera menjemput momen pertemuan kembali yang tentu akan penuh kejutan ini…17 November 2014 Linda meninggalkan Jogja yang telah dia singgah kurang lebih enam tahun lamanya..pada waktu yang sama saya pun bergeser ke bibir barat Flores untuk segera menemuinya pertama kali ketiak Ia menginjakkan kakinya kembali di tanah ini.. sore hari tepatnya waktu itu, kami pun bertemu kembali, dengan sisa aspal cair yang menempel di kaki saya saat itu tidak meredahkan rasa percaya diri saya dengan perempuan yang akrab saya panggil yeobo, mah, syg dan ujaran penuh mesra lainnya yang kami gunakan selama ini..Linda yang saya temui saat itu kembali membuat saya sedikit gerogi mengaggumi kecantikaannya di tatap mata saya..rupanya saat itu Linda tidak sendiri karena ditemani sahabatnya,,selain sahabatnya seorang Pria Dewasa yang juga keluarganya menjadi teman seperjalanan Linda kala itu… Sore itu di Bandara Komodo kisah sedikit kesal pun harus kami alami berdua, Linda karena perasaan kurang enak dengan paman dan sahabatnya memutuskan untuk segera kembali ke Ruteng, saya yang menginginkan Linda menginap barang semalam saja di Labuan bajo akhirnya harus mendahuli saya kembali ke Ruteng,, keesokan harinya saya pun menyusul dan kembali ke Ruteng dengan semangat membumbung tinggi karena akan segera menemuinya disana..sore hari saya telah tiba di Ruteng karena hujan sempat menghadang laju kendaraan saya dari labuan Bajo.. saya dengan nada sedikit agak memaksa menginginkan Linda segera bertemu..kami pun bertemu di rumah sahabat dekat saya..saya menjemput Linda di tepi jalan.dan kami pun menjalankan cerita singkat dengan sahabat kami itu serta beberapa orang yang mendiami rumah saat itu..cerita kami dengan orang-orang itu jadi singkat mengingat waktu makin gelap karena Linda harus menemui saudara satu-satunya di Asrama yang akan tutup setelah pukul 18;00… singkat cerita, 18 November ditengah remang-remang sore hari menjelang malam tiba untuk pertama kalinya saya mendekap dan mencium Linda penuh rindu..sungguh sebuah kisah yang akan selalu terpatri sampaii kapan pun waktunya..sore itu menjadi kenangan luar biasa yang saya alami..getaran jiwa mewarnai pertemuan ini..ciuman dan pelukan berlalu saya pun menghantar Linda kembali ke rumah keluarga tempatnya menginap di timur kota.. Dalam perjalanan pulang saya saat itu, perasaan untuk terus bertanggung jawab menjaga senyumannya menyeruak..saya akan menjaga perempuan yang sangat saya cintai ini gumam saya dalam hati.rasa rindu mengenang kembali pelukan dan ciuman sore itu membekas sampai saya harus kembali tertidur malam.. 19 November atau keesokan harinya kami pun bertemu kembali, kali ini pertemuan berlansung di rumah tempat Linda menginap..kami terbuai kemesraan yang tak mungkin akan saya lupa selama saya hidup..kemesraan itu hampir membawa benaca kecil bagi kami berdua karena nyaris didapati oleh seorang sepupu linda yang saya kenal sangat baik yang datang mengundang kami mengunjungi rumahnya.. Malam hari di tanggal 19 januari itu saya berkesempatan berbagi banyak cerita dengan keluarga Linda di rumah sepupunya yang baik budi itu..cerita yang penuh keakraban ini berlanjut saya rajut dengan bertemu kembali dengan sepupunya pada beberapa bulan berikutnya..pelukan yang tak terlupakan kembali saya alami sepulang dari tempat sepupunya menjelang larut malam tiba..didepan rumah kelurga Linda malam itu,kecelakaankecil terjadi saat saya mengalami kepanikan karena takut dengan seorang nenek tua yang dikenal memiliki ilmu hitam di wilayah tersebut.. saya pun kembali ke rumah dengan meninggalkan helm yang sore tadi saya menitip didalam rumah, pagi hari di hari beikutnya saya pun kembali kesana untuk mengambil helm tersebut karena persis pada sore harinya saya menjalankan kegiatan di Lengkong cepang daerah Lembor..hari itu pertemuan sya dengannya berlansung dua kali, pagi hari saya menyambangi Linda di Rumah dan sore harinya Linda mendatangi tempat saya istrahat itu dibelakang gereja katedral lama yang belakangan ini dijadikan tempat berkumpul mahasiswa Katolik di kota ini..pertemuan sore hari sebelum saya keluar kota saat itu diwarnai dengan kemesrahan yang senantiasa akan terkenang dalam jiwa…selanjutnya saya menghantar Llinda ke rumah temannya di Bilas dan setelahnya saya harus bolak balik karena Mangga yang waktu itu Linda tempatkan di Jok Motor yang saya kendarai lupa diambil dari tempatnya.. Linda pun menghabiskan waktu di rumah teman lamanya di Bilas, dan saya pun memulai perjalanan saya keluar kota.. Perjalanan malam saya keluar kota saat itu ditemani lampu motor yang agak kabur sehingga memerlambat laju menuju tempat tujuan saya..kekacauan batin sempat kami alami karena Linda mengungkapkan rasa ragunya dengan sikap dan komitmen saya..kekacauan itu tidak berlansung lama karena malam yang pendek memisahkan kami dalam tidur lelap kami berdua.. Nasib Naas harus saya alami ketika kembali ke Ruteng keeseokan harinya, di Ruteng saya dapati Linda yang akan tidak berkesempatan untuk saya temui kembali barang sebentar,,Bapa dan mama yang telah tiba di Ruteng memaksa kami harus menahan diri untuk bertemu karena akan menimbulkan masalah dalam hubungan kami..rasa rindu yang saya alami saat itu tak terbendung yang kemudian memaksa saya harus menemui linda sambil menatap wajahnya dari atas kendaraan roda dua yang saya tumpangi.. Natal tiba waktunya, kami menjalani liburan ditempat berbeda..saya habiskan waktu untuk rayakan Natal di Ruteng yang sebenarnya di Labuan Bajo karena saya mulai bertugas jadi Jurnalis sedangkan Linda yang lama tidak bersua dengan keluarga wajib merayakannya disana… pertemuan yang sangat kami rindukan akhirnya terjadi kembali ketika Linda bersama keluarga kembali kunjungi Ruteng, kedatangan Linda kali ini mengejutkan karena kedatangannya malam hari baru saya tahu keesokan siangnya…mungkin bukan kejutan, pilihan linda mengabarkan kedatangannya di esok hari karena alasan takut dengan kelluarga yang makin memberi sinyal tidak restu atas niat menjalin kisah penuh kasih yang serius kami jalankan… saat itu, Etrin adik Linda jatuh sakit dan keluarga memutuskan untuk dirawat di RSUD satu-satunya di Ruteng, malam hari saat dini hari jelang tiba saya pun berkesempatan menemui Linda di RSUD walaupun pertemuan kami harus dibatasi pagar besi layaknya pertemuan di penjara..pagar yang membatasi tangan kami untuk saling berpelukan seperti simbol tidak lansung kerangkeng besi hubungan kami yang slalu dibwa ancaman restu orang tua..pertemuan awal tahun itu berlanjut ketik sore hari Linda bersama kakak sepupunya membawa makanan ke RSUD, kami bercerita cukup lama saat itu sebelum malam hari saya bisa duduk berdampingan bersamanya kembali dihalaman VIP RSUD..setiap pertemuan bagi kami adalah anugerah sekaligus ancaman bila pertemuan itu diketahui oleh bapa dan mama.. Linda saat itu mulai dirundung perasaan galau lantaran belum mendapatkan pekerjaan walaupun banyak tawaran menghampiri..pertemuan kami saat itu selanjutnya berlansung penuh romantisme, mulai dari pertemuan kembali di marga nan mesra, doa bersama di Gua Maria, Biara AP maupun sekelumit kisah yang kami rajut di Golo lusang..perpisahan kami saat itu juga lumayan menyedihkan karena banyak cerita belepotan dari arah menuju bandara sampai harus pulang menyusuri jalan tikus arah utara KODIM 1612 Manggarai. kami harus berjauhan lagi dan puji Tuhan saat itu Linda sudah mulai bergelut dengan pekerjaannya di Puskesmas, perpisahan sementara waktu pada babak ini terjadi konflik yang cukup meninggi lantaran untuk kedua kalinya Linda mengucapkan kata putus.. saat itu saya ketinggalan handphone dii rumah saat berburu berita..Linda kesal karena saya masa bodoh dengan panggilan serta sms yang dikirimnya tidak mendapat respon.. Linda kembali datang ke Ruteng, waktu itu dia berkepentingan untuk menjahit seragam yang akan digunakan ditempatnya bekerja. Hari pertama kedatangannya saat itu, saya mendapati Linda di sebuah tempat orang biasa menjahit, waktu itu saya sedang meliput para penjual ikan yang berkonvoi mengemis keadilan lantaran banyak ikann yang busuk tak terjual karena isu Formalin.. momen pertemuan kami pada bagian ini terbilang cukup bebas karena banyak waktu yang kami habiskan bersama mulai dari mengunjungi tempat penjahit, mengunjunginya di rumah dan menemaninya menggoreng tempe serta momen menyakitkan ketika kami harus terkapar jatuh karen jalan licin di golo cador yang paling indah juga saya alami ketika menemaninya membeli tahu yang berkenaan dengan momen ulang tahun saya yang ke 24..saya sempat menciumnya karena memang sangat pantas dikecup karena kegemasannya…perpisahan kami pada saat itu ditandai dengan ciuman penuh waspada karena ditengah lalu lalang pengguna jalan..semuanya terpatri di lubuk jiwa yang mendalam.. pengalaman indrawi dan batiniah ini yang membuat saya untuk terus berpikir, berbuat untuk bisa bertanggung jawab dengan Linda sampai kapanpun kisah ini berakhir… Kisah sedih dan shock saya alami malam ini, saya sungguh sadar kali ini saya ber ulah karena tidak tepati janji untuk menelpon saat dia sendiri di rumah, pada saat yang sama saya yang ditugaskan romo edy Menory berada bersama utusan Komnasham RI, dan tuntuan majalah hidup untuk wawancara romo Ompi seakan menyempitkan ruang waktu untuk menepati janji itu…bellum lagi seorang yang teman lama yang barus saya temui memperkreuh situasi konflik batin yang kamti gulati.. siang hari tadi saya seharusnya bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah kami ini, saya hampir kehilangan arah saat saya ketahui saya harus dirundung masalah akibat ulah teman se-profesi yang dengan sangat tega menceritakan hal yang tidak pernah saya duga dan sungguh diluar apa yang saya tidak pernah buat kepada orang yang sangat saya hargai…caci maki, umpatan, dan kekesalan disampaikan oleh orang yang sangat saya hargai itu karena kisah bualan teman yang sudah saya pastikan menjadi musuh paling busuk..Tuhan berpihak pada saya, melalui orang, belang dari musuh busuk ini terkuak dan saya pun kembali berdamai dengan orang yang masuk golongan pembesar di daerah ini,,,saya terima maaf dalam keadaan saya telah difitnah dan dicaci maki yang sangat keji..maf dimulut saya masih sarat sakit hati karena caci maki yang saya tanggung..kabar baik di hari yang sama ketika sya ditawari bekerja di media kelas nasional tidak saya hiraukan karena saya juga akan konsisten untuk bertahan disini sampai mendapat titik terang..tidak hanya itu, sore kemarin saya mendapati kabar mama yang kembali harus digotong ke puskesmas karena sakit, niat saya ke rumah dihadang dengan hujan lebat yang memaksa saya membatalkan niat dan hanya bisa tidur sambil merindukan sosok mama yang merintih kesakitan diujung telepon.. siang hari saya sedikit terhibur karena kedatangan seorang keluarga Linda yang saya kenal baik dan sedang menyelesaikan tulisan skripsinya..apes terus berlanjut, siang tadi di depan Katedral lama saya harus menyelamatkan nyawa dari seorang murid SMA yang ditabraki oleh sahabat yang menjadi pengendara motor yang saya tumpangi,,bibir saya beku, kaku untuk menceritakan semuanya kepada orang walau orang terdekat sekalipun..rasa sakit hati karena I fitnah masih membuat saya tidak percaya orang membunuh saya dengan mudahnya.. saya kembali bahagia karena sore hari menjelang malam saat lonceng gereja baru saja berlalu saya bisa mendengarkan suara Linda yang sangat saya rindukan sejak malam sebelumnya serta sepanjang hari tanpa balasan sms dari nyaa..walau hanya sebentar karena Dia sedang menggoreng ikan, saya pun menggunkan sela waktu untuk berlaju cepat menuju rumah mendapati mama yang terbaring kesakitan di kamarnya..sepanjang perjalanan tidak ada getaran handphone tanda ada panggilan atau sms masuk di hp saya…saya yang sedang menunggu mendapatkan sms dari Linda yang mungkin telah siap saya telepon belum juga muncul…sekian lama di rumah memijat kaka serta bergurau dengan bunda tercinta, SMS darinya muncul dengan nada sedikit agak marah..saya bingung dalam keterbatasan saya memahami seorang yang sangat saya cintai, panggilan bertubi-tubi pun tanpa respon, respon pun muncul denga memerintahkan saya untuk tidak menelpon karena situasinya sudah tidak senyaman sebelumnya..SMS yang tidak seharusnya diarahkan kepada saya masuk dan ini salah kirim tapi sms ini buat saya terpukul dan makin menggila sampai bibir gemetaran tak terhentikan karena shock.. saya mulai berpikir aneh dan kearah yang saya sering lakukan sebelumnya, tapi niat saya dikalahkan dengan perasaan iba karena permintaan mama yang ingin saya terus menemaninya bercerita, cerita saya dengan mama pun tidak begitu mesra karena situasi makin keruh..saya memilih kembali ke kamar saya dan hanya bisa menangis dala ruangan ukuran kecil itu,,ini buncahan jiwa paling parah yang saya alami, mungkin ini menjadi gambaran bahwa saya manusia punya hati yang wajib hatinya sakit,, kisah yang pernah saya tulis jauh hari sebelumnya saya sambung demi mengalihkan perhatian saya dari pikiran dangkal yang mencederai saya…malam ini kelam..entah kisah apa yang akan saya bisa tulis karena mulut mengalami keterbatasan untuk mengungkapkan rasa….saya dalam keadaan apapun tidak mampu dan sangat tidak sanggup mengambil keputusan..saya tidak mampu mengambil keputusan, saya tidak mampu mengambil keputusan, saya tidak berhak menghalangi keputusan dari niat hati paling dalam dari seseorang sekalipun Dia adalah orang yang sangat saya cintai..saya hanya mampu mencintai tanpa syarat, tidak dicintai dan dibenci sudah sering saya alami selama saya berziarah hidup, karena saya tidak berhak memaksa!! jangan salahkan saya yang tidak akan pernah berhenti mencintaimu sepenuh hati sampai akhirnya DIA yang maha restu mengambil kembali,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,(darkness night)

Minggu, 15 Februari 2015

Kecelakaan Maut di Bahong, Kasat Lantas: Truk diduga Menabrak Motor dari Belakang

Manggarai-NTT, (BN) - Nasib malang dialami seorang ibu Rumah tangga asal Kole, Desa Kole Kecamatan Satarmese Barat. Meliana Ugeng (37 tahun) harus meregang nyawa setelah motor yang dikendarai suaminya Adolfus Pon (42 tahun) terlibat kecelakaan berat dengan truk penumpang “Putra Kembang” dengan Nomor Polisi EB 7703 XY. Kecelakaan yang terjadi pada senin pagi (16/02/2015) sekitar pukul 09;00 waktu setempat ini terjadi di jalan Trans Flores tepatnya di kampung Bahong kecamatan Ruteng Kabupaten Manggarai. Motor Honda Revo dengan nomor polisi EB 3301 EH yang ditumpangi tiga orang yang terdiri dari suami dan anak korban yang hendak menuju Ruteng itu sejauh ini diduga kuat ditabrak dari belakang oleh Truk yang berada tepat dibelakang mereka saat kecelakaan terjadi. Setelah kecelakaan terjadi jenazah korban langsung diantar kembali menuju kampung halamannya di Kole kecamatan Satarmese barat, sementara itu anak korban yang berusia sekitar empat tahun dirawat di RSUD Ruteng karena mengalami luka ringan di bagian kakinya. Kepala satuan Lalu lintas Polres Manggarai AKP. Andry Frans Feryawan kepada BINPERS.com, Senin (16/02/2015) menerangkan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan untuk sementara pihaknya menduga motor yang ditumpangi korban ditabrak dari belakang oleh truk penumpang tersebut. Feryawan juga menambahkan pihaknya telah mengamankan Truk beserta pengemudinya Tarsisus Teko (27 Tahun) untuk kemudian menjalankan pemeriksaan lebih lanjut. “Kami belum bisa memastikan penyebab persis terjadinya kecelakaan ini karena masih menunggu keterangan dari saksi yang berada ditempat kejadian saat kecelakaan ini terjadi, kami sudah mengamankan Truk beserta motor yang terlibat kecelakaan ini, selain itu Pengemudi dari Truk juga sudah kami amankan di Mapolres Manggarai untuk kebutuhan proses selanjutnya”, kata Feryawan. Sepanjang 2015, telah terjadi delapan kali kecelakaan lalu lintas yang dilaporkan ke SATLANTAS Polres Manggarai, dan empat kecelakaan diantaranya telah menyebabkan korban meninggal dunia. (Elvis Yunani)

Rayakan Valentine, SMK Elanus Gelar Donor Darah

Manggarai-NTT (BN) - Sekolah Menengah Kejuran (SMK) Elanus Ruteng ikut kegiatan kemanusiaan berupa donor darah Massal. Kegiatan yang dilakukan untuk merayakan hari kasih sayang atau Valentine Day ini dilakasanakan pada sabtu (14/02/2015) berlansung di lapangan Motang Rua Ruteng yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Manggarai. Kegiatan yang cukup menyita kesibukan warga kota ini digelar bersama beberapa komunitas anak muda di Kota Ruteng. Kepala SMK Elanus Ruteng Fransiskus Yosef Andi Syukur, S.Ag saat ditemui BINPERS.com (14/02/2015) disela-sela kegiatan berlangsung menuturkan kegiatan yang diakukan sebagai wujud kepedulian dan pengabdian SMK Elanus ditengah masyarakat Manggarai ini didasari semangat menyumbangkan darah bagi sesama yang membutuhkan. Bagi SMK Elanus, kata Syukur, hari kasih sayang mesti diwujudkan dengan aksi nyata berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Selain itu, sambung Syukur, pihaknya akan terus menjalin kerja sama dengan PMI Kabupaten Manggarai untuk melakukan kegiatan donor darah kedepan. “Kegiatan donor darah ini didasari semangat kepedulian terhadap sesama, satu tetes darah bisa menyelamatkan nyawa orang lain, SMK Elanus juga sangat menjunjung tinggi dan memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat khususnya masyarakat Manggarai raya, dengan berbagai kegiatan sosial,” ujar Syukur. Sebagai bukti kepedulian SMK Elanus terhadap derajat kesehatan masyarakat Manggarai, SMK Elanus sejak tahun 2011 telah membentuk unit Palang Merah Remaja (PMR) sebaga oraganisasi untuk memupuk kepedulian siswa/i SMK Elanus dalam menjalankan kegiatan-kegiatan sosial. Selain itu, pada tahun 2014 silam PMR SMK Elanus tersebut berhasil mendapatkan penghargaan karen mendapat Juara 3 umum lomba PMR tingkat Kabupaten Manggarai yang diselenggarakan oleh PMI Manggarai. “kita telah membentuk unit PMR sejak 2011 dan tahun lalu kami mendapatkan juara tiga umum tingkat kabupaten Manggarai dalam lomba PMR, hal ini harus dipertahankan dan ditingkatkan, semua guru dan siswa/i harus bekerjasam dan sama-sama kerja untuk meningkatkan derjat kesehatan,” Ujar Syukur. (Elvis Yunani)

Kamis, 05 Februari 2015

Heri Nabit dan Deno Kamleus Sama Kuat di PDIP Manggarai

Ruteng, BN – Proses pendaftaran Calon bupati hasil penjaringan yang dilakukan Partai Demokarasi Indonesia Perjugangan (PDIP ) menuju pemilukada Manggarai berkahir hari ini (02/02/2015). Proses pendaftaran calon yang dimulai sejak kamis (29/01/15) ini telah menghasilkan enam calon kandidat yang selanjutnya akan diseleksi lagi sampai merekomendasikan satu nama tunggal yang resmi diusung Partai berlambang Banteng moncong putih ini.
Enam nama yang telah dijaring seperti yang telah diberitakan BN sebelumnya adalah Hery G.L Nabit,SE,MA, Dr. Deno Kamelus (incumbent), Ir. Viktor Selamet, Ir. Maksi Ngkeros, Aloysius Sukardan,SH.MH dan Mayor Inf. Marsel Sudirman,SH. Keenam calon yang telah resmi mendaftarkan diri pada PDIP Kabupaten Manggarai ini telah menyerahkan segala dokumen persayaratan yang menjadi standar yang wajib dipennuhi sesuai permintaan DPC PDIP Kabupaten Manggarai. Kandidat yang mendaftar pada hari terakhir hari ini (02/02/2015) Herybertus G.L Nabit, SE.MA, berdasarkan hasil penjaringan di tingkatan pimpinan Anak Cabang (PAC) adalah kandidat yang mendapatkan dukungan tertinggi dan menyamai perolehan dukungan calon incumbent Dr. Deno Kamelus. Peraih dukungan tertinggi yaitu sembilan PAC diseluruh kabupaten Manggarai. Perolehan dukungan dari sembilan PAC untuk Hery Nabit ini disampaikan Ketua DPC PDIP Kabupaten Manggarai Gregorius Gaguk dalam sambutannya saat menerima rombongan pendukung yang berlansung di kantor DPC PDIP Kabupaten Manggarai di Ruteng. “Dalam proses penjaringan yang kami lakukan Bapak Heri Nabit ini mendapatkan dukungan dari sembilan PAC, yang didukung oleh sembilan PAC itu Pak Heri Nabit dan Pak Kamelus Deno,” Kata Gaguk dalam sambutannya. Menanggapi hasil penjaringan ini,calon Bupati Herybertus G.L Nabit kepada awak media menagku sangat berterimakasih dengan dukunga para PAC disembilan PAC tersebut, selain itu, Nabit menambahkan hasil penjaringan yang dilakukan PDIP ini adalah buah dari kerja keras yang dilakukan selama pihaknya mengunjungi masyarakat pada beberapa kecamatan di Kabupaten Manggarai. Untuk diketahui, pendaftaran Hery Nabit di PDIP hari ini didukung penuh seluruh kader Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) Kabupaten Manggarai yang sebelumnya telah menyatakan sikap politiknya mendukung Calon Bupati yang mengusung jargon “Orang Muda Bisa”, ini. (Elvis Yunani)

Rabu, 21 Januari 2015

KUMPULAN PUISI WIJI TUKUL

Peringatan jika rakyat pergi ketika penguasa pidato kita harus hati-hati barangkali mereka putus asa kalau rakyat sembunyi dan berbisik-bisik ketika membicarakan masalahnya sendiri penguasa harus waspada dan belajar mendengar bila rakyat tidak berani mengeluh itu artinya sudah gawat dan bila omongan penguasa tidak boleh dibantah kebenaran pasti terancam apabila usul ditolak tanpa ditimbang suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan dituduh subversif dan mengganggu keamanan maka hanya ada satu kata: lawan! Solo, 1986 Sajak Suara sesungguhnya suara itu tak bisa diredam mulut bisa dibungkam namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku suara-suara itu tak bisa dipenjarakan di sana bersemayam kemerdekaan apabila engkau memaksa diam siapkan untukmu: pemberontakan! sesungguhnya suara itu bukan perampok yang ingin merayah hartamu ia ingin bicara mengapa kau kokang senjata dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan? sesungguhnya suara itu akan menjadi kata ialah yang mengajari aku bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya apabila engkau tetap bertahan aku akan memburumu seperti kutukan SATU MIMPI SATU BARISAN di lembang ada kawan sofyan jualan bakso kini karena dipecat perusahaan karena mogok karena ingin perbaikan karena upah ya karena upah di ciroyom ada kawan sodiyah si lakinya terbaring di amben kontrakan buruh pabrik teh terbaring pucet dihantam tipes ya dihantam tipes juga ada neni kawan bariyah bekas buruh pabrik kaos kaki kini jadi buruh di perusahaan lagi dia dipecat ya dia dipecat kesalahannya : karena menolak diperlakukan sewenang-wenang di cimahi ada kawan udin buruh sablon kemarin kami datang dia bilang umpama dironsen pasti nampak isi dadaku ini pasti rusak karena amoniak ya amoniak di cigugur ada kawan siti punya cerita harus lembur sampai pagi pulang lunglai lemes ngantuk letih membungkuk 24 jam ya 24 jam di majalaya ada kawan eman buruh pabrik handuk dulu kini luntang lantung cari kerjaan bini hamil tiga bulan kesalahan : karena tak sudi terus diperah seperti sapi dimana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah tak bisa dibungkam kodim tak bisa dibungkam popor senapan di mana-mana ada neni ada udin ada siti di mana-mana ada eman di bandung – solo – jakarta – tangerang tak bisa dibungkam kodim tak bisa dibungkam popor senapan satu mimpi satu barisan Bandung, 21 mei 92 TEKA TEKI YANG GANJIL Pada malam itu kami berkumpul dan berbicara, Dari mulut kami tidak keluar hal-hal yang besar.. Masing-masing berbicara tentang keinginannya ang sederhana dan masuk akal Ada yang sudah lama sekali ingin bikin dapur di rumah kontraknya Dan itu mengingatkan yang lain bahwa mereka juga belum punya panci, kompor gelas minum dan wajan penggoreng Mereka jadi ingat bahwa mereka pernah ingin membeli barang-barang itu tetapi keinginan itu dengan cepat terkubur oleh keletihan kami, Dan upah kami dalam waktu singkat telah berubah menjadi odol-shampo-sewa rumah dan bon-bon di warung yang harus kami lunasi Ternyata banyak di antara kami yang masih susah menikmati teh hangat Karena kami masih pusing bagaimana mengatur letak tempat tidur dan gantungan pakaian Ada yang sudah lama ingin mempunyai kamar mandisendiri Dari situ pembicaraan meloncat ke soal harga semen dan juga cat tembok yang harganya tak pernah turun, Kami juga berbicara tentang kampanye pemilihan umum yang sudah berlalu Tiga partai politik yang ada kami simpulkan Tak ada hubungannya sama sekali dengan kami: buruh Mereka hanya memanfaatkan suara kami demi kedudukan mereka Kami tertawa karena menyadari Bertahun-tahun kami dikibuli dan diperlakukan seperti kerbau Akhirnya kami bertanya Mengapa sedemikian sulitnya buruh membeli sekalengcat, padahal tiap hari ia bekerja tak kurang dari 8 jam Mengapa sedemikian sulitnya bagi buruh untuk menyekolahkan anak-anaknya Padahal mereka tiap hari menghasilkan berton-ton barang Lalu salah seorang di antara kami berdiri Memandang kami satu-persatu kemudian bertanya: ‘Adakah barang-barang yang kalian pakai yang tidak dibikin oleh buruh?’ Pertanyaan itu mendorong kami untuk mengamati barang-barang yang ada di sekitar kami: neon, televisi, radio, baju, buku… Sejak itu kami selalu merasa seperti sedang menghadapi teka-teki yang ganjil Dan teka-teki itu selalu muncul ketika kami berbicara tentang panci-kompor- gelas minum-wajan penggoreng Juga di saat kami menghitung upah kami yang dalam waktu singkat telah berubah menjadi odol-shampo-sewa rumah dan bon-bon di warung yang harus kami lunasi Kami selalu heran dan bertanya-tanya Kekuatan macam apakah yang telah menghisap tenaga dan hasil kerja kami? Kalangan, Solo, 21 September 93 BURUH-BURUH di batas desa pagi - pagi dijemput truk dihitung seperti pesakitan diangkut ke pabrik begitu seterusnya mesin terus berputar pabrik harus berproduksi pulang malam badan loyo nasi dingin bagaimana kalau anak sakit bagaimana obat bagaimana dokter bagaimana rumah sakit bagaimana uang bagaimana gaji bagaimana pabrik? mogok? pecat! mesin tak boleh berhenti maka mengalirlah tenaga murah mbak ayu kakang dari desa disedot sampai pucat (solo, 4-86)

Senin, 19 Januari 2015

KADER KATOLIK MENURUT ROMO BEEK,SJ

Kader: Binatang macam apa itu? Dalam sejarah, apa yang disebut “kader”, kata dalam bahasa Perancis cadre, mengacu pada staf pimpinan permanen pada suatu pusat latihan militer yang melatih para calon pasukan. Dengan begitu, mereka dapat membentuk satuan-satuan baru. Dengan kata lain, cadre merupakan korps militer profesional yang dipelihara dalam masa damai sebagai basis militer yang diperlukan dalam masa peperangan. Pada zaman itu, sebelum mapannya negara-bangsa, negara tidak memiliki tentara nasional yang permanen, melainkan membentuk tentara bayaran yang bersifat kosmopolitan, dalam arti dari kebangsaan apa pun, untuk keperluan peperangan. Tetapi, pasukan tentara seperti itu dibubarkan setelah perang usai karena mahal pemeliharaannya. Awal keterlibatan Saya berangkat ke Selandia Baru untuk mengikuti kursus menjadi guru bahasa Inggris di Victoria University di Wellington tahun 1961 dengan syarat dari pemerintah Indonesia waktu itu, bahwa sekembali saya ke Tanah Air saya harus menjadi pegawai negeri. Saya berhasil lulus dengan nilai terbaik dan mendapatkan tawaran beasiswa untuk mencapai BA di Universitas Otago, Dunedin. Di situ saya mengambil Political Science dan Bahasa Russia dan berhasil mencapai gelar BA. Tahun 1966, dalam perjalanan pulang ke Indonesia, saya mampir di Kedutaan Indonesia di Australia dan mengatakan bahwa saya tidak akan memenuhi janji saya untuk menjadi pegawai negeri. Jawaban yang saya peroleh membesarkan hati saya. Mereka berkata: “Saudara sudah terlalu lama di luar negeri. Orang di Jakarta sudah lupa tentang syarat itu!” Oleh karenanya, satu dua hari sekembali saya dari New Zealand, saya diantar oleh adik saya Soedradjad untuk dikenalkan pada Saudara J.B. Oetoro untuk bersama dia menemui Romo Beek di kantornya di Jl Gunung Sahari 88. Saya ingin bergabung dalam proyek Romo Beek. Kadas Sebelum kaderisasi sebulan (kasebul) dimulai, terlebih dahulu diadakan kaderisasi dasar (kadas) dalam waktu seminggu, yang dihadiri oleh kurang lebih 20 orang, dari pelbagai kota. Ini dipimpin oleh Romo Beek sendiri dengan beberapa orang. Saya memimpin kadas sendiri beberapa kali, di Bogor dengan tiga orang termasuk seorang pastor, dan di Semarang dengan seorang teman (Almarhum Saudara Haksoro) ditemani oleh pastor paroki. Materi kadas meliputi masalah-masalah dasar seperti demokrasi, ormas, dan orpol. Peserta-peserta kasebul dipilih oleh pimpinan daerah dari para peserta kadas, sehingga setiap rombongan mencapai jumlah kurang lebih 30 orang, yang datang dari beberapa daerah juga. Kemudian, setelah jumlah kader kasebul (Kas) mencukupi, peserta–peserta kadas dipilih dan dilatih oleh para alumni Kas sendiri. Kasebul Pengikut kaderisasi sebulan diambil dari mereka yangtelah lulus mengikuti kadas dan tinggal di seputar pusat kota universitas. Di samping pendidikan kader, mereka akan memperoleh berbagai macam kuliah oleh narasumber yang berbeda. Pada satu hari bisa dikumpulkan kurang lebih 20 orang calon pengajar. Para pengajar memilih dari daftar mata kuliah yang ada di papan tulis. Karena ragu-ragu, saya ditunjuk oleh Romo Beek sendiri untuk mengajar masalah kepartaian. Sekali saya memberi ceramah pada World Youth Movement, “Follow-up to Cadre Training”, dan menulis “Indonesian Catholicism” dalam jurnal Manna yang diterbitkan oleh Melbourne University atas permintaan Romo Beek untuk kepentingan perkenalan. Saya mengerti tentang kerasnya disiplin yang dituntut dari para kader. Pada suatu hari ada seorang kemenakan saya, seorang gadis, yang sudah selesai latihan kasebul dengan nilai terbaik. Tetapi, pada malam terakhir dia diketahui Romo Beek keluar kamar. Dia langsung dipanggil dan dinyatakan keluar dan harus segera pulang pada pagi harinya. Romo Beek kemudian minta maaf kepada saya tentang kejadian itu. Saya hanya menjawab: “Dia sudah Romo keluarkan, ya sudah!” Dalam kaderisasi Romo Beek, tidak ditentukan akan menjadi apa para kader nantinya. Mereka akan diperlukan dalam segala bidang kehidupan di masyarakat. Yang penting adalah keyakinan imannya dan keahlian dalam bidangnya sendiri. Tetapi, kader macam apa yang diimpikan oleh Romo Beek? Bukan sekadar kader Katolik! Bukan kader Beek!Bukan kader PMKRI! Bukan pula kader CSIS! Bukan kader Kongregasi Maria! Bukan kader Pemuda Katolik. Yang dicari oleh Romo Beek adalah kader PANCASILAIS! “Evaluasi” Di samping kaderisasi, Romo Beek juga mengadakan diskusi setiap Jumat malam di tempat-tempat yang berbeda: di Keuskupan, di Gedung KWI, di salah satu gedung sekolah Katolik, dsb. untuk membahas masalah-masalah aktual di antara para pengajar kasebul, para kader, para pastor, bahkan Bapak Uskup Djojoseputro, dan para tokoh politik Katolik. Paginya oleh Romo Beek ditulis selebaran Evaluasi yang kebanyakan hanya satu lembar untuk mengupas masalah-masalah aktual dari pendirian nasional dan Katolik sebagai hasil pertemuan malam sebelumnya. Selebaran-selebaran itu dikirimkan ke berbagai pihak, termasuk surat kabar. Bahkan, isinya satu-dua kali dimuat di Majalah Times. Yang menulis evaluasi itu terutama adalah Romo Beek sendiri, tetapi sering juga ditulis oleh Sdr Oetoro, atau saya sendiri, atau teman yang lain, seperti Sdr Haksoro dan Sdr Kajat Hartoyo (keduanya Almarhum). Tetapi, semuanya pasti diperiksa oleh Romo Beek sendiri. Untuk beberapa waktu, saya juga menulis beberapa lembar ulasan politik dengan tambahan ulasan ekonomi oleh adik saya Soedradjad untuk konsumsi luar negeri. Ulasan itu ditulis dalam bahasa Inggris dan dinamai Monthly Review. Tidak lama kemudian, saya berhenti sama sekali bekerja untuk Romo Beek, karena kaderisasi akan segera diakhiri oleh Jenderal Yesuit Arupe dengan alasan yang tidak jelas. Kami membujuk Romo Beek agar menentang perintah Arupe, tetapi Romo Beek berpendirian, bahwa dia seorang pastor, yang “di depan umum ketika ditahbiskan sebagai imam saya bersumpah untuk setia pada atasan. Kalian akan menyesal di kemudian hari kalau saya me- nuruti kehendak kalian”. Tak lama setelah itu, saya menutup kantor “Biro Dokumentasi” atas nama Romo Beek. Tetapi, kasebul tidak bisa berhenti mendadak, jadi tetap berjalan terus untuk sementara. Beberapa waktu sebelum “Biro Dokumentasi” tutup, saya bekerja sebagai Sekretaris, dan kemudian Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) menggantikan Sdr Mingky yang pergi ke Rand Corporation untuk studi PhD. Karena sesuatu hal saya meletakkan jabatan, dan pergi ke London untuk meneruskan belajar di London School of Economics and Political Science (LSE) atas bantuan Jenderal Ali Murtopo, Ketua Kehormatan CSIS. Sekembali saya dari Inggris lima tahun kemudian dan setelah meraih gelar PhD, saya dapati Romo Beek sakit parah. Saya sempat menemani Romo Beek sehari di Rumah Sakit St Carolus bersama istri saya, Vonny. Sakit liver yang lama dideritanya semakin parah. Keesokan harinya saya pamit pada Romo Beek, bahwa saya harus ke Amerika Serikat selama sebulan. Jawaban Romo Beek, “Baik, kamu pergi dulu ke Amerika, sebentar lagi saya pasti akan menerima “penyelesaian dari Tuhan”.” Ia tertawa sambil menggerakkan kepalan tangannya ke arah perut saya. Kegembiraan dan rasa optimis tetap menjadi ciri Romo Beek, walau di benak saya sudah membayangkan hal yang paling buruk. Mengisi kekosongan Kaderisasi Romo Beek berhenti beberapa waktu. Setelah digantikan oleh Romo Lukas SJ, dan tempat pertemuan dipindah ke Lampung, saya kerap kali mengadakan diskusi dengan para alumni kasebul di Yogyakarta dan Solo, juga di Bandung, Purwokerto, Malang, Surabaya, Semarang, Manado, dan tempat-tempat lainnya untuk refreshing dan memelihara momentum. Saya masih tetap akrab dan terus kontak dengan Romo Lukas walau saya tidak lagi mengajar, karena kami dijiwai oleh semangat yang sama, “Semangat Romo Beek”.

Tentang Santo Agustinus (Santu Pelindung PMKRI Cabang Ruteng)

Cintai dan lakukanlah apa yang kau kehendaki. Perjalanan hidup Santo Agustinus Agustinus lahir dari pasangan Monika dengan Patrisius tanggal 13 November 354 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara. Monika merupakan seorang penganut kristiani yang saleh dan membimbing anak-anaknya termasuk agustinus dengan iman kristiani semenjak masih kecil. Sedangkan Patrisius merupakan seorang yang kafir. Namun demikian, menginjak dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar. Pernah suatu ketika ia dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok “7 Penantang Tagaste” mencuri buah-buah pir yang siap dipanen milik Tallus, seorang petani miskin, untuk dilemparkan kepada babi-babi. Umur 18 tahun Agustinus mengambil langkah yang sungguh mencengangkan. Dia meninggalkan iman kristianinya dan beralih memeluk ajaran Manikeisme yang sesat. Selain itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita selama 12 tahun hingga melahirkan seorang anak, Deodatus. Permasalahan tersebut menimbulkan konflik dalam keluarga antara Agustinus dengan Monika, ibunya. Untuk menghindarkan konflik tersebut ia lari meninggalkan kampung halamannya untuk memperdalam ilmunya di Universitas Carthago dengan bantuan tetangganya yang kaya. Pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Italia. Agustinus menjadi mahaguru terkenal di Milan. Sementara itu, hatinya merasa gelisah, ia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Sembilan tahun lamanya Agustinus menganut aliran Manikisme, yaitu bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme. Tetapi tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa. Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St. Ambrosius, Uskup kota Milan. Namun demikian ia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup St. Antonius Pertapa. Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?” Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14). Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru. Pada tanggal 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam dan ditahbiskan tahun 391, sebagai pembantu uskup kota itu. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.
Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilik Santo Petrus. Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah “Pengakuan-Pengakuan” (di Indonesia diterbitkan bersama oleh Penerbit Kanisius dan BPK Gunung Mulia) dan “Kota Tuhan”. Santo Agustinus dikenang sebagai Uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung para seminaris. Pestanya dirayakan setiap tanggal 28 Agustus. Bernadette McCarver Snyder dalam buku 115 Kisah Santo-santa melukiskan kebesaran Santo Agustinus seperti kuda nil besar, Agustinus menjadi besar karena karya-karyanya yang dia kerjakan. Bahkan menurut Richard Price dalam buku Tokoh Pemikir Kristen, dalam kata pengantarnya berani menegaskan bahwa Agustinus adalah teolog di Barat yang terbesar dari antara para Bapak Gereja Abad Pertengahan dan dihormati oleh para reformis protestan. Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM dalam buku Orang Kudus Sepanjang Tahun mencatat karya Agustinus, yakni 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Justru setelah Agustinus mampu melewati krisis dari ajaran sesat, Maneikeisme, dia dengan bimbingan Uskup Ambrosius dan doa dari St. Monika, ia mampu melahirkan buku yang sangat terkenal, Confessions (pengakuan-pengakuan); salah satu buku dari banyak buku Agustinus yang sangat terkenal. Richard Price dalam buku Tokoh Pemikir Kristen Agustinus mengulas ajaran Agustinus tentang beberapa hal yakni Jalan Menuju Kebenaran, Gereja Yang Kudus dan Anggota Berdosa, Gereja dan Dunia, Kebebasan dan Rahmat, Seks dan Perkawinan, Persahabatan dan Komunitas. Menyadari bahwa karya besar Agustinus begitu banyak dan besar, maka ia berujar, “Sebuah buku yang singkat tentang Agustinus niscaya dangkal dan tentu tidak akan menyeluruh. Tulisan-tulisan Agustinus mencakup seluruh wilayah teologi dan juga filsafat.” Beberapa pemikiran agustinus Kebahagiaan itulah etika manusia dan etika mengajarkan jalan ke tujuan itu. Etika dalam pengertian agustinus adalah ajaran tentang hidup yang bahagia. Allah yang diyakini Agustinus bukan sebuah prinsip abstrak atau semacam daya kosmis, melainkan Allah yang menyapa manusia, yang mengarahkan kehidupannya, yang turut campur dalam sejara manusia. Oleh kerana itu, Agustinus berpendapat bahwa hanya dalam Allah manusia dapat mencapai kebahagiaannya. Kerena itu, tujuan hidup manusia adalah persatuan dengan Allah. Persatuan itulah kebahagiaan. Agustinus mendefenisikan kebahagiaan sebagai ketenteraman. Manusia selalu merindukan ketenteraman. Ketenteraman yang sempurna tidak mungkin tercapai dalam hidup di dunia ini, melainkan hanya dalam persatuan dengan Allah. Namun, melalui hidup yang bermoralitas, manusia dalam hidup inipun, dalam arti tertentu, sudah dapat menikmati kebahagiaannya, yaitu melalui keutamaan. Keutamaan mampu membuat manusia mempergunakan hal-hal yang baik secara tepat, dan juga mampu memakai pengalaman-pengalaman yang berat atau buruk untuk memurnikan diri dan lebih mampu menuju ketujuan abadi. Untuk menerjemahkan cinta kepada Allah kedalam sikap dalam kehidupan sehari-hari, menurut agustinus manusia harus memperhatikan tatanan cinta. Menurut tatanan cinta, menusia hendaknya mendahulukan apa yang lebih tinggi dalam tatanan itu. Cinta paling bawah adalah cinta pada barang-barang dunia yang akan hancur. Diatas cinta benda duniawi, manusia hendaknya mencintai diri sendiri dan sesama. Cinta yang paling luhur adalah cinta kepada Allah.

Sabtu, 17 Januari 2015

Launching Buku Diskursus Politik Lokal Karya Romo Max Regus: Menghadirkan Empat Bakal Calon Bupati Manggarai

Manggarai-NTT, (BINPERS.COM) - Peluncuran atau launching buku dengan judul “Diskusus Politik Lokal” karya Romo Max Regus,Pr dihadiri Oleh empat bakal calon bupati yang dilaksanakan pada hari sabtu (17/01/2015). Kegiatan ini cukup menyedot perhatian kaum akademisi di kota Ruteng ibukota Kabupaten Manggarai dan tak ketinggalan hadir pula dalam acara tersebut adalah para kandidat yang telah menyatakan kesiapannya untuk bertarung dalam konstelasi politik pilkada Manggarai. Adapun para kandidat yang hadir adalah Deno kamelus, Hery Nabit, Maksi Ngkeros dan Sil Baeng. Acara peluncuran yang dibuka secara resmi oleh Bupati Manggarai Drs. Christian Rotok ini, berlansung di Aula Ranaka Kabupaten Manggarai. Rotok, dalam sambutannya mengajak peserta yang hadir untuk mengikuti dengan sungguh acara peluncuran buku tersebut. Rotok juga menambahkan agar para kandidat menjadikan buku yang diluncurkan sebagai referensi dalam membangun daerah kedepan. Setelah acara dibuka secara resmi, para peserta kemudian diarahkan untuk menyimak proses pengenalan gagasan oleh penulis buku Romo Max Regus. Regus dalam sambutannya mengaku sangat bangga bisa meluncurkan buku diantara para akademisi dan juga kandidat Bupati Manggarai. Regus berharap buku yang ditulisnya bisa menjadi alat percakapan politik para akademisi dan juga politisi di Manggarai kedepan. “ Saya berharap semoga buku ini bisa menjadi alat percakapan demokrasi di daerah ini dan para masyarakat bawah juga bisa memahami konsep baru berpolitik kedepan,” kata Regus dalam sambutannya. Acara yang dilanjutkan dengan dialog ini berlansung menarik dan dinamis. Hendrikus Do yang memoderasi diskusi menawarkan para kandidat untuk memberi komentar atas isi buku tersebut. Hery Nabit yang menjadi komentator pertama mewakili kandidat menyoroti tiga poin diantaranya institusi yang ideal, keterbelakangan ekonomi NTT dan juga partisipasi sosial politik yang tidak hanya ditunjukan pada pemilu. Sementara Kandidat lain yaitu Maxi Ngkeros dalam komentarnya hanya mengamini keseluruhan isi buku tanpa memberi komentar dari perspekitf pribadinya. Deno Kamelus yang juga calon Petahana (sekarang masih menjabat sebagai wakil bupati manggarai), dalam komentarnya menyebutkan pentingnya peran institusi Politik dalam membangun daerah, selain itu Deno juga memberikan masukan kepada penulis untuk terus melaksanakan riset yang fokus pada kondisi lokal setempat. Kandidat terakhir Silvester Baeng fokus menyoroti institusi budaya yang mesti sinkron dengan institusi pemerintahan. Baeng juga menyarankan agar para kandidat berpolitik santun layaknya cara berpolitik orang Manggarai. Daikhir acara, seorang peserta hadir yang juga Aktivis Mahasiswa Aventrianus Sangkur menyoroti dengan cukup menarik mengenai sampul buku yang diilustrasikan dengan permainan catur. Aven dalam sorotannya menyatakan simbol permainan catur adalah gambaran pertarungan politik lokal yang tidak jarang mencipatakan ekses besar pasca pemilukada berlansung. Acara peluncuran ini berlansung alot dan berkahir pada pukul 14.00 WITA. ELVIS YUNANI ONTAS, Kontributor MANGGARAI

AD,ART PMKRI

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kami, mahasiswa Katolik Republik Indonesia, menyadari sepenuhnya tugas dan kewajiban terhadap gereja dan tanah air. Oleh karena itu, kami harus menyumbangkan dharma bakti untuk menebus amanat penderitaan rakyat demi tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Maka, untuk menunjukkan dharma bakti yang mulia itu, kami menghimpun diri dalam perhimpunan yang berasaskan Pancasila, dijiwai oleh kekatolikan, dan disemangati oleh kemahasiswaan, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut: Pasal 1 NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN, SANTO PELINDUNG, DAN SEMBOYAN Nama : PERHIMPUNAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA (disingkat PMKRI) Waktu : PMKRI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 1947 untuk waktu yang tak tertentu Kedudukan : PMKRI bertempat kedudukan di tempat Pengurus Pusat Santo Pelindung : Sanctus Thomas Aquinas Semboyan : Religio Omnium Scientiarum Anima (Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan) Pasal 2 ASAS PMKRI dalam seluruh orientasi dan seluruh kegiatannya berasaskan Pancasila. Pasal 3 PMKRI dalam seluruh orientasi dan seluruh kegiatannya dijiwai oleh kekatolikan. Pasal 4 PMKRI dalam seluruh orientasi dan seluruh kegiatannya disemangati oleh kemahasiswaan. Pasal 5 VISI Visi PMKRI: Terwujudnya keadilan sosial, kemanusiaan, dan persaudaraan sejati. Pasal 6 MISI Misi PMKRI : Berjuang dengan terlibat pada kaum tertindas melalui kaderisasi intelektual populis yang dijiwai oleh nilai-nilai kekatolikan demi terwujudnya keadilan sosial, kemanusiaan, dan persaudaraan sejati. Pasal 7 USAHA-USAHA Untuk mencapai visi dan misi tersebut, PMKRI berusaha di lapangan: 1. Kerohanian-mental 2. Kemasyarakatan-kenegaraan 3. Kemahasiswaan Pasal 8 KEANGGOTAAN Anggota PMKRI terdiri atas: 1. Anggota biasa, yaitu mahasiswa S0 atau S1, warga negara Indonesia yang masih aktif kuliah atau seperti yang diatur dalam Rapat Umum Anggota Cabang dengan batasan waktu paling lama 11 (sebelas) tahun – terhitung sejak pertama kali terdaftar sebagai mahasiswa. 2. Anggota kehormatan, ialah mereka yang berjasa dalam PMKRI menurut ketetapan MPA. 3. Penyatu, ialah mereka yang pernah menjadi anggota PMKRI yang berhak penuh. 4. Penyokong, ialah mereka yang memberikan sokongan-sokongan tetap berupa uang atau hak. Pasal 9 PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Keanggotaan biasa atau penyatu berakhir karena: a) Permintaan sendiri b) Meninggal dunia c) Anggota tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang termasuk dalam pasal 8 sub 1 dan 3 d) Dipecat 2. Keangggotaan biasa atau penyatu dapat diberhentikan untuk sementara 3. Pemberhentian penyokong terjadi karena: a) Permintaan sendiri secara tertulis b) Meninggal dunia c) Perkumpulan atau Badan Hukum yang bersangkutan dibubarkan d) Penyokong tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang termaksud dalam pasal 8 sub 4 Pasal 10 HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA 1. Anggota biasa memperoleh hak-hak yang ada dalam perhimpunan 2. Anggota diwajibkan menaati peraturan-peraturan yang ada dalam perhimpunan Pasal 11 SUSUNAN ORGANISASI PMKRI terdiri atas: 1. Pusat 2. Cabang-cabang Pasal 12 KEPENGURUSAN 1. PMKRI mempunyai Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang. 2. a. Pengurus Pusat mempunyai suatu badan yang terdiri atas: 1) Presidium Paripurna, ialah Presidium Harian bersama-sama Komisaris Daerah yang mewakili wilayahnya, dan ketua-ketua lembaga. 2) Presidium Harian, terdiri atas Ketua Presidium, ditambah dengan minimal tiga orang Presidum dan maksimal 6 orang Presidium yang berkedudukan di mana Pengurus Pusat berada. 3) Lembaga-lembaga mempunyai otonomi yang diatur secara khusus. 4) Sekretariat, dikoordinir oleh seorang Sekretaris Jenderal. b. Presidium Paripurna: 1) Presidium Paripurna merupakan badan kolegial dan kolektif serta adalah Badan Pelaksana (eksekutif) tertinggi dari PMKRI. 2) Presidium Paripurna bersidang sedikit-dikitnya tiga bulan sekali dan apabila dianggap perlu. c. Pekerjaan sehari-hari Presidium dilakukan oleh Presidium Harian yang berhak penuh untuk bertindak atas nama Presidium Paripurna dan harus dipertanggungjawabkan. d. Baik Presidium Paripurna maupun Presidium Harian dipimpin oleh seorang Ketua Presidium merangkap anggota Presidium Harian. e. Komisaris Daerah (disingkat Komda): 1) Komisaris Daerah diangkat oleh cabang-cabang yang menjadi wilayahnya dan disahkan oleh Mandataris MPA. 2) Komisaris Daerah berada di daerah tingkat I atau di mana dianggap perlu. 3. Pengurus Cabang: a. Susunan Pengurus Cabang sedapat mungkin disesuaikan dengan susunan Pengurus Pusat dengan memperhatikan kebutuhan cabang. b. Pengurus Cabang dipilih oleh Rapat Umum Anggota Cabang. Pasal 13 HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS PUSAT DAN PENGURUS CABANG 1. Pengurus Pusat: a. Pengurus Pusat berhak untuk bertindak atas nama PMKRI seluruhnya dalam hal-hal mengenai kepentingan umum perhimpunan serta memberi petunjuk-petunjuk dan nasihat-nasihat kepada Pengurus Cabang. b. Hal-hal mengenai keadaan cabang, Pengurus Pusat tidak berhak untuk mengambil keputusan. c. Pengurus Pusat berkewajiban menyampaikan laporan kegiatan pada cabang tiap 6 (enam) bulan sekali. 2. Komisaris Daerah: a. Komisaris Daerah mengkoordinir cabang-cabang di daerahnya. b. Komisaris Daerah berkewajiban menyampaikan laporan kegiatan pada tiap cabang setiap tiga bulan sekali. 3. Pengurus Cabang: a. Pengurus Cabang berhak mengambil keputusan mengenai hal-hal keadaan umum cabang. b. Pengurus Cabang dapat bertindak atas nama PMKRI seluruhnya setelah mendapat ijin dari Pengurus Pusat untuk dikerjakan. c. Pengurus Cabang berkewajiban menyampaikan laporan kegiatan kepada anggota secara periodic. d. Pengurus Cabang berkewajiban memberi laporan cabang kepada Pengurus Pusat tentang keadaan dan perkembangan cabang tiap 6 (enam) bulan sekali. Pasal 14 CABANG-CABANG Cabang-cabang didirikan di tempat di mana yang dianggap perlu oleh Pengurus Pusat dan yang diatur dalam Tap MPA. Pasal 15 MAJELIS PERMUSYAWARATAN ANGGOTA 1. Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) mempunyai kekuasaan tertinggi dalam Perhimpunan. 2. Majelis permusyawaratan Anggota diadakan: a. Sekali dalam dua tahun di bawah pimpinan Pengurus Pusat. Waktu dan tempat penyelenggaraan ditentukan oleh MPA sebelumnya. b. Apabila dikehendaki oleh Pengurus Pusat. c. Apabila dikehendaki oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah cabang dengan mendapat persetujuan Pengurus Pusat (dengan ketentuan, bilangan-bilangan pecahan dibulatkan ke bawah). Jika dalam tiga bulan Pengurus Pusat belum juga melaksanakan MPA, maka cabang-cabang yang bersangkutan berhak memimpin MPA tersebut. Pasal 16 KONGRES 1. Kongres adalah pertemuan antara para anggota untuk membicarakan isu-isu strategis nasional dan mempertebal rasa persaudaraan. 2. Kongres diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun. Waktu dan tempat penyelenggaraannya ditentukan oleh MPA sebelumnya. 3. Kongres dibiayai oleh anggota. Kekurangan biaya dipikul oleh cabang penyelenggara dan Pengurus Pusat. Pasal 17 KEUANGAN 1. Kekayaan organisasi didapat dari: a. Uang pangkal b. Uang iuran c. Sokongan-sokongan yang tidak mengikat d. Usaha-usaha lain yang sah 2. Kekayaan Pengurus Pusat didadapt dari: 3. Iuran dari tiap-tiap cabang a. Sokongan-sokongan yang tidak mengikat b. Usaha-usaha lain yang sah Pasal 18 PEMBUBARAN Dilakukan oleh MPA tahunan atau MPA khusus yang diadakan untuk maksud tersebut dalam suasana musyawarah yang dibimbing oleh asas Pancasila, dijiwai oleh kekatolikan, dan disemangati oleh kemahasiswaan. Pasal 19 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR 1. Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh MPA dengan musyawarah yang dibimbing oleh asas Pancasila, dijiwai oleh kekatolikan, dan disemangati oleh kemahasiswaan. 2. Perubahan Anggaran Dasar harus diberitahukan kepada wali gereja yang bersangkutan. Pasal 20 PENUTUP Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (disingkat ART) yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan yang akan dibuat: 1. a. Untuk PMKRI seluruhnya: Anggaran Rumah Tangga ini harus mendapat persetujuan dan pengesahan dari MPA. b. Untuk tiap-tiap cabang: Anggaran Rumah Tangga Cabang harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Anggota Cabang yang bersangkutan dan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat. 2. Anggaran dasar ini mulai berlaku setelah disahkan oleh Kongres VII tanggal 31 Desember 1997 di Jakarta. 3. Ada beberapa perubahan berdasarkan: a. Keputusan Sidang MPA IV tanggal 28 Desember 1961 di yogyakarta. b. Keputusan Sidang MPA VII tanggal 31 Desember 1964 di Malang. c. Keputusan Sidang MPA VIII tanggal 6 April 1967 di Bandung. d. Keputusan Sidang MPA IX tanggal 6 April 1969 di Surabaya. e. Keputusan Sidang MPA X tanggal 27 Agustus 1971 di Surakarta. f. Keputusan Sidang MPA XI tanggal 13 Oktober 1975 di Semarang. g. Keputusan Sidang MPA XIV tanggal 17 Maret 1985 di Jakarta. h. Keputusan Sidang MPA XV tanggal 9 Mei 1988 di Surabaya. i. Ketetapan Sidang MPA XVI tanggal 3 September 1990 di Ujung Pandang. j. Ketetapan Sidang MPA XVII tanggal 29 November 1992 di Bandung. k. Ketetapan Sidang MPA XVIII tanggal 27 November 1994 di Medan. l. Ketetapan Sidang MPA XX tanggal 23 Oktober 1998 di Banjarmasin. m. Ketetapan Sidang MPA XXI tanggal 30 November 2000 di Jakarta. PENJELASAN ANGGARAN DASAR Pasal 2 Bagi PMKRI asas mempunyai pengertian: - Suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar tumpuan berpikir atau berpendapat. - Cita-cita yang menjadi dasar perkumpulan atau negara. Berdasarkan pengertian di atas, asas sama dengan ideology. Pancasila adalah ideology negara Republi Indonesia. PMKRI sebagai suatu perhimpunan adalah bagian integral dari bangsa/negara Indonesia. Jadi, asas PMKRI sevagai suatu perhimpunan adalah Pancasila. Pancasila yang dimaksud sebagai asas PMKRI adalah Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Pasal 3 Jiwa kekatolikan adalah sesuatu yang hidup dan mengihupkan, dengan pengertian sebagai sumber inspirasi dan bukan sebagai suatu ideologi. Pasal 4 Semangat kemahasiswaan adalah daya dorong yang tumbuh dari suatu proses penyempurnaan intelektualitas dalam kehidupan kemahasiswaan. Pasal 10 Yang dimaksud dalam pasal ini adalah hak material. Pasal 12 Ayat 2 e : Komisaris Daerah adalah nama jabatan sekaligus pejabat yang ditunjuk oleh cabang-cabang dan dsahkan oleh Mandataris MPA serta mewakili Pengurus Pusat di wilayah regional tertentu. Pasal 13 Ayat 3 : Pengurus Cabang adalah nama perangkat organisasi eksekutif PMKRI di cabang.

Tolak Pembangunan Hotel di Pantai Pede,PMKRI bersama warga gagalkan Sosialisasi bersama Pemprov NTT

Manggarai barat-NTT (BIN)Sosialisasi pembangunan hotel di Pantai Pede yang berlansung di Labuan Bajo Ibukota Manggarai barat Sabtu (17/01/2015) berlansung ricuh. Sosialisasi yang diwarnai dengan aksi demonstrasi dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Iindonesia (PMKRI) Cabang Ruteng Santu Agustinus dan beberapa warga yang peduli pantai pede ini berlansung alot. Peserta yang memulai aksinya dari lapangan wae kesambi menuju kantor Bupati Manggarai Barat ini berjumlah sekitar lima puluhan orang. Kericuhan bermula saat Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Ir. Alexander Sena hendak menjelaskan status pantai Pede. PMKRI bersama warga menilai penjelasan dari Pemrov NTT ini tidak jelas dan tidak sesuai dengan apa yang mereka pahami tentang pantai pede. Siraman interupsi dari mahasiswa dan warga pun tak terbendung mewarnai sosialisasi yang berlansung di Aula Kantor Bupati Manggarai barat ini. Ketua Presidium PMKRI Cabang Ruteng Benediktus Tiwu kepada BIN Menerangkan, kegiatan sosialisasi pembangunan hotel di Pantai Pede ini bagian dari pembohongan publik, Nedy juga menambahkan kegiatan hari ini seharusnya bukan sosialisai pembangunan hotel melainkan mendengarkan penjelasan Pemprov NTT mengenai status pantai Pede yang belum jelas. “PMKRI sangat menyayangkan sikap Pemprov yang lansung melakukan sosialiasi pembangunan hotel dalam keadaan status tanah pantai pede ini belum dijelaskan kepada kita”, kata Nedy. Nedy juga menambahkan kegiatan sosialisasi ini sangat tidak masuk akal untuk menghasilkan kesepakatan antara warga dan Pemprov NTT mengingat penjelasan dari perwakilan Gubernur NTT ini tidak sesuai dengan keinginan sebagian besar masyarakat Manggarai Barat yang mengutuk keras privatisasi terhadap Pantai Pede. Bertugas sebagai moderator dalam sosialisasi Pantai Pede ini, Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch. Dula mengharapkan masyarakat untuk tetap tenang mengikuti sosialisasi, namun himbauan dari Bupati tidak diindahkan oleh peserta sosialisasi. Sosialisai pun tidak berakhir hari ini karena akan menunggu hasil audiensi Pemeprov dengan DPRD Provinsi NTT di Kupang. Elvis Yunani Ontas (BIN-Manggarai Barat)